PENDALAM DAN PEMAKNAAN
PAPARAN "GPR-GEOHAZARD LUSI: PENGURANGAN RISIKO BENCANA", 8 OKTOBER 2019
Dikontribusikan oleh: Prof. Dr. Hardi Prasetyo. Mantan Pimpinan BPLS 2007-2017, sebelumnya Staf Ahli 3 Menteri ESDM, Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan.
Inisiator:
@ LUSI LIBRARY KNOWLEDGE MANAGEMENT 2010-2017
@ GEYSER LUSI LIBRARY & VIRTUAL MUSEUM LUSI 2018
@ PERUBAHAN MENDASAR LUSI DARI KONTROVERSI MENUJU KEBERSAMAAN MENCARI SOLUSI YANG HOLISTIK;
MENUJU PARADIGMA BARU HIDUP HAMOMNI DENGAN BENCANA
MENGGULIRKAN LUSI MENUJU GEOPARK MENGEDEPANKAN GEOWISATA GEYSER LUSI DAN EKOWISATA PULAU LUMPUR LUSI YANG DIAWALI DI MUSEUM SIDNEY AUSTRALIA 2010.
PROLOG:
Kontribusi GEYSER LUSI LIBRARY&VIRTUAL MUSEUM 2018, dikembangkan sebagai kelanjutan Situs Internet awal Misi
Nasional Penanggulangan Lusi "LUSI LIBRARY:KNOWLEDGE
MANAGEMENT" merupakan langkah Nyata Awal Perubahan Paradigma Dari
Kontroversi Pemicu Lusi menjadi kebersamaan mencari solusi yang Holistik. Sekaligus
Awal Menggelorakan PARADIGMA HIDUP HARMONI DENGAN BENCANA!
Khususnya untuk mendukung Paparan GPR GEOHAZARD GEYSER LUSI 8-9 OKTOBER 2019, DI BANDUNG, maka pada Paparan
saya di ITS Desember 2007 telah
ditampilkan Contoh Nyata penerapan GPR
baik untuk Monev Deformasi bagian dari GeoHazard.
Maupun hasil GPR telah digunakan sebagai basis
pengambilan Keputusan untuk segera Harus
Membangun Tanggul Lingkar Luar Siring, walaupun sebagai konsekuensi akan
menghadapi Penolakan dari Warga terkait penyelesaian Penanganan Masalah Sosial
Kemasyarakatan dengan pola Cash and Carry
dilandasi Perpres 14/2007 tentang BPLS.
PAPARAN TERDAHULU: 19 SEPTEMBER 2019 DI BANDUNG
"GEYSER LUSI: PENANGGULANGAN BENCANA"INOVATIF& HOLISTIK"

Slide Pembukaan
merangkum Aspek Keseluruhan dengan pendekatan "Berpikir Global dan
Bertindak Lokal-Regional".
Menakankan PEMANFAATAN TEKNOLOGI GPR MASA LALU
(2007), SAAT INI DAN KEDEPAN =>2019, PADA KEBENCANAAN GEYSER LUSI, suatu SISTEM HIDROTERMAL YANG AKAN BERLANGSUNG LAMA
"GPR (GROUND PENETRATION RADAR) - GEOHAZAR LUSI suatu SISTEM HIDROTERMAL pada SEDIMEN (Sediment-hosted Hydrothermal System) di Busur Belakang (Backarc basin) dari Sistem Parit Busur Sunda (Sunda Trench Arc System): PENGURANGAN RISIKO BENCANA.
Diaktualisasikan dalam Kebijakan Kebencanaan di Milinium "INFORMASI KEBUMIA SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA".
Dikontribusikan oleh Hardi Prasetyo, Eks Pimpinan BPLS 2007-2017. Sebagai suatu Memori kepada Kris Budiono, Pahlawan November 2018, Pusat Penelitian dan pengembangan Geologi Kelautan PPPGL, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral KESDM.
ABSTRAK
Paparan ini menempatkan Ground Penetration Radar GPR dalam Pola Pikir yang
Luas "GPR-GeoHazard
Geyser Lusi: Pengurangan Risiko Bencana Bersiklus".
Disertai
Rekomendasi "Pengembangan Sistem Pemantauaan Terintegrasi berdimensi
Regional", sebagai akomodasi usulan terdahulu antara ASU (Arizona
State University USA), LUSI LAB (Konsorsium Institusi Kebumian
Masyarakat Eropa)-BMKG, Badan Geologi KESDM, dan
Sistem POLIGON Rusia (2009).
Disamping itu Basis Data terintegrasi berkelanjutan TLS-GPR-DRONE yang telah dihimpin sejak
BPLS, sebagai alat bantu menentukan Grid untuk Rencana Penyelidikan Seismik 3D.
Sejak kelahirannya Mei 2006 Lumpur
Sidoarjo (LUSI) terus mengalami evolusi yang dramatis, sehingga setelah 13
tahun berlalu tanpa henti, telah
menempati posisi sebagai suatu Sistem Hidro/Geotermal pada sedimen (Sediment-hosted
Hydro/GeoThermal system SHHS) di busur belakang (backarc) yang
telah berhubungan dengan sistem gunung magmatik di busur depan (forearc).
Ground
Penetration Radar GPR merupakan
bagian tak terpisahkan dari “Geohazard Lusi” sejak 2007-2019 telah
berperan sebagai bagian Monev dinamika postur dan perilaku Geyser Lusi dan
dampaknya, baik untuk langkah mitigasi berkelanjutan maupun pada pemilihan opsi kebijakan khusus,
diantaranya :
1) Bagian aspek Deformasi (patahan,
rekahan, dan lipatan) di Reno bagian untuk Penentuan Peta Area
Terdampak (PAT) 22 Maret 2007;
2) 2007 Keputusan bahwa Tanggul Lingkar
luar Siring harus dibangun walau menghadapi penolakan warga;
3) Geohazard ditetapkan
sebagai faktor dominan (lainnya teknis dan sosial-ekonomi) pada pemilihan dari
3 Opsi untuk finalisasi Trase Relokasi Infrastruktur Terpadu di barat PAT, saat ini telah beroperasi;
dan
4) Geohazard sebagai indikator utama (lainnya Lingkungan dan Gejolak
Sosial Kemasyarakatan) pada penentuan Wilayah Terdampak DI LUAR PAT 22 MARET 2007 menjadi dasar informasi
Kebumian untuk empat Peraturan Presiden 49/2009, 61/2011, 37/2012 dan
33/2013.
Bencana ditimbulkan LUSI kurun waktu
2006-2019 merupakan terbesar di Dunia telah menunjukkan Keunikan,
Kontroversi, dan Berevolusi.
Penanggulangan bencana LUSI yang bersiklus
atau dengan pola "Spiral" dibandingkan yang konvensional
berlaku pada Kebencanaan Lainnya, belum ada acuannya.
Sehingga dituntut
untuk dilakukan Inovasi dan belajar sambil bekerja, dilaksanakan secara
komprehenif, integral dan holistik dengan outcome menghasilkan suatu "Pelajaran Berharga dari Sebuah
Bencana di Milenium".
Paradigma Baru yang digulirkan sejak
2010&2011 "Hidup Harmoni
Dengan Bencana" menuju berbagai pemanfaatan dengan sasaran antara
lain “Laboratorium Studi Geyser Sistem Hidrotermal pada sedimen” serta
Taman Bumi (GeoPark) dengan mengedepankan GeoWisata Geyser
Lusi dan Ekowisata Pulau Lusi.
Informasi Kebumian terhimpun 2006-2017
telah digunakan untuk tahap Pengambilan Keputusan Kebijakan Penanggulangan
Geyser Lusi ke depan, merupakan suatu langkah Inovasi Exit
Strategy BPLS yang elegan 2017, yaitu:
1) Kedudukan Geyser Lusi sebagai sistem
hidrotermal yang baru lahir (new born hydrothermal system) dan
telah berhubungan dengan gunung magmatik, sehingga dapat/akan memberikan
implikasi Geohazard dan berkontribusi gas rumah kaca Global;
2) Geyser
Lusi sudah dipengaruhi faktor eksternal tektonik yaitu gempabumi dan
aktivitas gunungapi;
3) Semburan Lusi sudah TIDAK AKAN DIBUNUH, setelah teknologi Relief Well 1& 2 merupakan senjata pamungkas dinyatakan gagal, sedangkan alternatif insersi rangkaian bola-bola beton juga gagl;
4)
Semburan pola Geyser Klastik (Clastic Geysering) akan
berlangsung lama dari "Sulit/Tidak
dapat Ditentukan" sampai kisaran 26-35 Tahun; dan
5) Sebagai implikasi
telah diindikasikan risiko Geohazard yang harus ditindaklanjuti dengan
langkah mitigasi.
Simposium Internasional Ilmiah Lusi Mei
2011 dilaksanakan oleh BPLS bekerjasama dengan HSF Australia telah
ditetapkan sebagai tonggak terhadap:
a)
“Rekonsiliasi sekaligus Komitmen Kebersamaan mencari Solusi Lusi
yang holistik ke depan”;
b) Penyamaan Persepsi dan Knowledga Postur dan
Perilaku Lusi, serta menentukan kecepatan semburan 15.000m3/h (status 2011), Oktober 2014 telah terjadi perulangan semburan besar dengan intensitas =>50.000m3/h;
c) Pengukuhan
fenomena Lusi sebagai Geoharitage
yang dikenal global (Global Geoheritege); dan
d) Sinar Terang
menuju berbagai pemanfaatan "Laboratorium Geyser Hidrotermal", kandungan Litium, Yodium, mikroba untuk pengobatan, lumpur memecahkan rekor dunia MURI Melukis cepat, energi panas bumi skala kecil, menuju Geopark mengedepankan Geowisata Geyser Lusi dan Ekowisata Pulau lusi.
Pada Grand Design studi Seismik 3D
(Perencanaan TIMDU LUSI 2016) Database BPLS-PPLS yang terhimpun akan
diintegrasikan pada Grid Akuisisi 3D, diantaranya: TLS-GPR-
Magnetotelurik, seismik refleksi 2-D, dan Lusi 3D berdasarkan kajian GIS
3D Tim Rusia (2009).
Hasil studi Kebumian Lusi sampai pada
kesimpulan harus dilakukan sistem Pemantauan yang Terintegrasi,
Berkelanjutan mencakup semi-regional (mencakup wilayah di luar LUSI,
seperi sekitar G. volkanik AWR).
Outlook
bahwa GPR-GeoHazard dapat menjadi bagian terdepan dan rutin
untuk mengamankan langkah pemanfaatan menuju GeoWisata dan Geopark.
Link Makalah Terbaru:
LUSI SISTEM HYDROTERMAL PADA SEDIMEN TERBESAR DI DUNIA
Contoh Penerapan GPR di LUSI 2007 sebagai kerjasama antara PPPGL KESDM dengan BPLS.
A. Atas Contoh tahap pengambilan Data GPR di Tanggul Lusi, dimana alat GPR ditarik dengan kendaraan yang bergerak di Tanggul Penahan Luapan Lusi. Contoh Rekaman GPR yang telah di proses
menggambarkan postur bawah
permukaan dangkal sepanjang Tanggul.
Bawah, contoh visual kondisi
Tanggul Osaka-Siring (baratlaut Lusi) yang telah mengalami deformasi
rekahan, longsoran diintegrasikan dengan penampanganGPR sepanjang
Tanggul.
Informasi Lapangan
dari GPR dan diintegrasikan dengan data lainnya sebagai alat bantu sehingga Pimpinan BPLS dapat langsung
melakukan pertemuan di Lapangan untuk proses PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS BAHWA "TANGGUL LINGKAR LUAR SIRING HARUS DIBANGUN WALAUPUN AKAN MENGHADAPI PENOLAKAN DAN PERLAWANAN DIKENDALIKAN OLEH MASALAH SOSIAL KEMASYARAKATAN".
Kiri GPR pada hakekatnya
mempunyai kesamaan teknologi sebagaimana seismik refleksi 2D, yaitu untuk
mencitra postur bawah permukaan dengan penetrasi dangkal ~25m. Peralatan
Transducer dan Reciever portabel sehingga sangat mudah untuk
diterapkan pada berbagai MEDAN seperti jalan raya atau di atas Tanggul
Lusi.
Bawah, ditampilkan
perbandingan keberadaan 4 Penampang Seismik Refleksi 2-D beserta berbagai
tujuan, dimana menggunakan satu sumber data penampang seismik yang diambil pada
kegiatan eksplorasi Migas sebelum kejadian Lusi 2006:
1) 2007, Mazzini,
penampang seismik refleksi (Waktu rambat detik) diintegrasikan dengan lokasi Pemboran sumur BJP-1, tanpa
dilakukan penafsiran, kedalaman maksimum penetrasi pada lapisan dibawah total
kedalaman sumur yaitu satuan batugamping Formasi Kujung/Prupuh. Pada daerah ditembus sumur BJP-1 terlihat karakteristik gangguan pada perlapisan tanpa pemantul berlanjut, gejala dari struktur pembubungan (piercement structure), atau diapir.
2) Istadi 2009, memproses data
seismik refleksi di bawah BJP-1 dengan tujuan khusus mendapatkan
parameter kecepatan rambat sedimen, asumsi porositas awal (initial porosity), menghitung
ketebalan (meter) dan volume lapisan asumsi sumber lumpur dari satuan
lempung di Formasi Kalibeng Atas, selanjutnya dibagi dengan kecepatan semburan yaitu
100.000m3/har,i dihasilkan kisaran panjang umur semburan Lusi 25-35 Tahun?
3) Davies 2011, Menampilkan
penafsiran penampang seismik refleksi yang diproses untuk menggambarkan
lapisan sumber air pada satuan batugamping Formasi Prupuh, sumber Lumpur
pada satuan Lempung Formasi Kalibeng Atas. Struktur Sesar pola segitiga
analogi Patahan Watukosek diantara Pemboran sumur BJP-1. Telah dimodel
perhitungan berbasis keberadaan air pada reservoir batugamping Prupuh
diasumsikan sebagai sistem tertutup (tidak ada imbuhan) menghasilkan
angka 26 Tahun. Juga berdasarkan perhitungan kecepatan amblesan dari
Abidin 2008 yaitu 4cm/hari maka pada kurun 10 tahun dapat menimbulkan total amblesan ~140m.
4) 2015 Tingay menampilkan pola
stratigrafi dan struktur pada penampang seismik yang diproses ulang untuk
kepentingan khusus menghitung tekanan pori awal (initial pore pressure).
Ditekankan pada perpotongan dengan sumur BJP1 terdapat stuktur
"diapirik", patahan pada kedudukan dalam yang berkembang tidak
ditafsirkan sebagai aktif ke
permukaan sebagaimana Davies 2007.
Disimpulkan bahwa tekanan pori awal
lebih besar nilainya daripada yang digunakan oleh beberapa peneliti
sebelumnya (Istadi dan Davies), sebagai konsekuensi perhitungan panjang umur semburan Lusi yang
dihasilkan 35 Tahun (Istadi) dan 26 Tahun (Davies) seyogyanya lebih
panjang, bila diasumsikan ~ 5 tahun kisaran menjadi 31-40 Tahun.
Kanan: Ditampilkan Inset KAJIAN SIMULASI KONDISI BAWAH PERMUKAAN LUMPUR SIDOARJO, yang pada hakeketnya merupakan suatu Paradigma Baru Lusi: Sistem Hidrotermal Aktif pada Sedimen yang telah berhubungan dengan Gunung Api Arjuno-Welirang-Penanggungan.
Perubahan Mendasar sebagai landasan Paradigma Baru Geyser Lusi adalah 25 Mei 2011, pada Simposium Internasional Ilmiah Lusi dilaksanakan oleh BPLS bekerjasama HSF Australia. Dimana Mazzini 2011 telahmendeklarasikan bahwa LUSI BUKAN SEBAGAI MUD VOLCANO YANG UMUM ATAU KONVENSIONAL (TYPE MUD VOLCANO) MERUPAKAN HASIL DARI VOLKANISME SEDIMEN, TAPI TIPE HIBRIDA (A TYPE MUD VOLCANO) SUATU GEYSER LUSI MERUPAKAN SISTEM HIDROTRMAL AKTIF YANG BERKEDUDUKAN DALAM DAN TELAH BERHUBUNGAN DENGAN GUNUNG API AWP.
a) (Kanan Atas) Penampang seimik tomografi (2017) sebagai bukti baru yang meyakinkan bahwa Lusi telah dihubungkan dengan kantong magma (magma chamber) gununa Arjuno-Welirang melalui suatu saluran dengan kedalaman ~ 6 km. Diasumsikan difasilitasi oleh Sistem Patahan Watukosek. Bukti ini memperkuat hasil analisis geokimia, penentuan sumber klastik, dan lain-lain'
b) Tahun 2010 dari Even "FROM RUSSIAN WITH LUSI" saya berhasil memperolah dokumen hasil studi Tim Rusia tentang Lusi (Kadurin 2009), dimana hal mendasar yaitu ditemukan keberadaan 2 struktur lumpur (mud structure) selain Lusi, disertai dengan peringatan dini (Early Warning) bila dipicu oleh gempabumi struktur tersebut dapat berkembang menjadi suatu mud volcano aktif seperti LUSI.
Hasil pendalaman ternyata struktur lumpur pada posisi di timurlaut Lusi adalah tubuh mud volcano purba (paleo mud volcano) dikenal sebagai struktur Porong-1 merupakan struktur runtuhan purba (paleo collapse structure) mencapai total amblesan 700m dan radius 4 km (Shildston 2014).
Pada Makalah terbaru Lusi 2019 (hasil LUSI LAB 2019) ditafsirkan bahwa sistem hidrotermal purba (paleo hydrotermal system) sedimen di Porong-1, setelah mengalami struktur runtah luar biasa ~700m sehingga mati, dimulai even kelanjutan yang terkait Lusi?
c) Pemodelan Geologi 3-D Lusi berdasarkan temuan-temuan terbaru dari Lusi-LAB (2013-2017) menggambarkan system hidrotrmal Geyser Lusi dikendalikan oleh adanya pengaruh magma dari gunung api AWR berupa "Sill", sehingga panas yang ditimbulkan mempengaruhi sedimen yang kaya dengan material organik di buser belakang, dimana Lusi berada.
Migrasi fluida magmatik dan hidrotermal dikendalikan oleh Patahan Watukosek yang berawal di gugusan gunung AWP di busur depan.
d) Kiri Bawah: Studi seismik refleksi diproses ulang telah dapat mengindikasikan Genesis Patahan Watukosek pada kedalaman, yang pada berapa titik diasumsikan muncul dipermukaan.
e) Kiri Atas: TESTIMONI berdasarkan pengamatan langsung dan rekaman Drone dapat disimpulkan bahwa postur dan perilaku Geyser Lusi, telah dipengaruhi oleh kejadian tektonik yaitu gempabumi baik dipicu pada megathrust maupun backarcthrust, juga aktivitas gunung api.
f) Kiri Tengah: Karena Geyser Lusi sudah ditetapkan tidak akan Dimatikan dan akan berlangsung Lama, diindikasikan potensi Geohazard ke depan.
Sehingga ditetapkan bahwa teknologi GPR tetap akan memainkan peran penting mendukung langkah Mitigasi, untuk mengurangi Risiko Bencana Lusi ke depan!
Menampilkan Perubahan Mendasar menuju Outlook Ke depan.
PROSES TRANSISI DARI "LUSI 13 TAHUN: PELAJARAN SUATU SEMBURAN
LUMPUR MERUSAK MENUJU HIDUP HARMONI DENGAN BENCANA"
MENUU OUTLOOK KEDEPAN.
“GO LUSI”: Laboratorium Alam, Unggulan Studi Sistem Hidrotermal-Sedimen Aktif Terbesar di Dunia, MENUJU GEOPARK MENGEDEDEPANKAN PESONA GEOWISATA GEYSER LUSI DAN EKOWISATA PULAU LUMPUR LUSI
Pola dan Alur Pikir:
- Kanan Atas-Bawah: Pola Kebencanaan LUSI komplek dengan Pola Spiral bila dibandingkan dengan kosep Tahapan Penanggulangan Bencana Satu Putaran "Bencana-Respon-Pemulihan-Pembangungan Kembali-Analisis dan Langkah Mitigasi".
- Penanggulangan Bencana Lusi dalam Penentuan PETA AREA TERDAMPAK ditentukan oleh indikator utama dan pendukung yaitu: Semburan Geyser, Luapan Lumpur Panas, GeoHazard/Deformasi, dan Gejolak Sosial Kemasyarakatan;
- Dimensi Kewilayahan Penanggulangan Lusi komplek dibentuk oleh: 1) Geyser Lusi dengan 2 Sumburan sebagai pengendali utama Bencana-lanjut Luapan dan Geohazard; 2) Peta Area Terdampak 22 Maret 2007 terus meluas di luar PAT 2008-2013; 3) Kali Porong dari hulu sampai Muara sebagai alat bentu mengalirkan Lusi ke laut menggunakan energi bebas, termasuk Pulau Lumpur Lusi di Muara Kali Porong; 4) Relokasi Infrastruktur Terpadu pertama di Indonesia, Jalan Tol-Arteri, Jarul Pipa PDAM, Energi Listrik, Pila Gas dan rencana Jalur Rel KA; 5) Blog Brantas merupakan Kontrak Production Sharing dimana PT Lapindo melakukan eksploitasi migas dan eksplorasi pada Prospek BJP-1, Kontrak 30 Tahun telah diperbarui 2019; dan 5) Gugusan gunung api Arjuno-Welirang dan Penanggungan di baratdaya Lusi sejak 2017 telah dikonfirmasi sebagai pengendali semburan Geyser Lusi yang akan berlangsung lama dan tidak akan dimatikan. Juga telah ditentukan keberadaan awal dari Sistem Patahan Watukosek telah berimplikasi propagasi dari Gunung Penanggungan kearah timurlaut.
- GPR diintegrasikan dengan metoda geologi-geofisika lainnya ke depan akan menjadi subsistem dari usulan "SISTEM PEMANTUAN GEYSER LUSI TERBESAR DI DUNIA BERPOTENSI GEOHAZARD ALAT BANTU MITIGASI UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA" (Prasetyo 2019). Secara operasional GPR akan memantau Kesetabilan Tanggul Lusi yang sudah berumur >10 Tahun maupun lebih regional untuk antisipasi dampak deformasi ditimbulkan aspek eksternal/regional (deformasi akibar fluidasasi atau dipicu Patahan Watukosek).
SLIDE 3: GEYSER LUSI AKTIF TERBESAR DI DUNIA
Mendapatkan
Perhatian Global: TER-Unik-Kontroversi; Gejolak Sosial Masif Berkelanjutan;
Kebijakan Penanggulangan Bencana pola SPIRAN; HOLISTIK: Korban fatal 18
Pahlawan Lusi, ISU JENDER => Pemberdayaan dengan "SRIKANDI LUSI".
DITUNTUT BERINOVASI
=> "LEARNING BY DOING" => PELAJARAN BERHARGA DARISUATU BENCANA
MILTIDIMENSI.
Kiri Bawah
"KEDUDUKAN TEKTONIK -GEOLOGI LUSI SEBAGAI SISTEM HIDROTERMAL PADA SEDIMEN
DI CEKUNGAN BUSUR BELAKANG" : 1) Pada Ring of Fire Indo-Pacific; 2)
Rangkaian Bencana Alam Tsunami NAD 2004, Gempa Yogyakarta 2006, 3) Geyser Lusi
2006, 4) Gempa Lombok 2018, dan 5) Gempa&Tsunami Palu;
Tengah Bawah: 2016
selaku Kepala BPLS membentuk TIM TERPADU LUSI 2016 menyiapkan Grand Design dan
Preaudit RABN untuk Studi Mendalam Bawah Permukaan Lusi menerapkan teknologi
Seismik 3-d merupakan standar industri Migas;
Sebagai tindak Lanjut Instruksi No.2 Ka DP BPLS kepada Kepala BPLS, telah dibentuk TIM TERPADU LUSI 2016
Kanan Bawah:
Paradigma HIDUP HARMONI DENGAN BENCANA dengan berbagai Kemanfaatan:
1) Lusi Laboratorium Alam Pusat Unggulan Studi
Geyser Sistem Hidrotermal pada sedimen Terbesar di dunia; 2) Temuan Litium
bahan baku baterei HP, Jodium untuk farmasi, Mikroba berkedudukan dalam bahan
obat kangker, lumpur untuk berbagai kepentingan telah memecahkan Rekor MURI
melukis cepat dengan campuran lumpur-cat di Lusi; 3) Sejak 2010 di Museum
Sidney Australia telah dipromosikan menuju peta perjalanan usulan Geopark
mengedepankan GEOWISATA PESONA GEYSER LUSI DAN EKOWISATA PULAU LUMPUR LUSI.
DILANJUTKAN PADA BAGIAN 2
PAPARAN PENERAPAN TEKNOLOGY GPR INI, MERUPAKAN MEMORI KEPADA KRIS BUDIONO MSC Almarhum, SEBAGAI PIONIR IMPLEMENTASI GPR PADA MINI NASIONAL PENANGGULANGAN LUSI TAHUN 2007. Pasca Tim PPPGL melakukan Survei GPR, selanjutnya BPLS telah menindaklanjuti dengan Memiliki Teknologi tersebut dilanjutkan dengan Pengembangan Teknologi Unggulan Terrestrial Laser Scanner TLS merupakan Kerjasama BPLS dengan FITB ITB dimotori Prof Dr. Hasanuddin ITB.
BalasHapus