Jumat, 18 Oktober 2019

PENDALAM PAPARAN "GPR-GEOHAZARD LUSI: PENGURANGAN RISIKO BENCANA"

PENDALAM DAN PEMAKNAAN

PAPARAN "GPR-GEOHAZARD LUSI: PENGURANGAN RISIKO BENCANA",  8 OKTOBER 2019

Dikontribusikan oleh: Prof. Dr. Hardi Prasetyo. Mantan Pimpinan BPLS 2007-2017, sebelumnya Staf Ahli 3 Menteri ESDM, Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan.

Inisiator:

@ LUSI LIBRARY KNOWLEDGE MANAGEMENT 2010-2017

@ GEYSER LUSI LIBRARY & VIRTUAL MUSEUM LUSI 2018
@  PERUBAHAN MENDASAR LUSI DARI KONTROVERSI MENUJU KEBERSAMAAN MENCARI SOLUSI YANG HOLISTIK; 
MENUJU  PARADIGMA BARU HIDUP HAMOMNI DENGAN BENCANA 
MENGGULIRKAN LUSI MENUJU GEOPARK MENGEDEPANKAN GEOWISATA GEYSER LUSI DAN EKOWISATA PULAU LUMPUR LUSI YANG DIAWALI DI MUSEUM SIDNEY AUSTRALIA 2010.

 PROLOG: 


Kontribusi GEYSER LUSI LIBRARY&VIRTUAL MUSEUM 2018, dikembangkan sebagai kelanjutan Situs Internet awal Misi Nasional Penanggulangan Lusi "LUSI LIBRARY:KNOWLEDGE MANAGEMENT" merupakan langkah Nyata Awal Perubahan Paradigma Dari Kontroversi Pemicu Lusi menjadi kebersamaan mencari solusi yang Holistik. Sekaligus Awal Menggelorakan PARADIGMA HIDUP HARMONI DENGAN BENCANA!

Khususnya untuk mendukung Paparan GPR GEOHAZARD GEYSER LUSI 8-9  OKTOBER 2019, DI BANDUNG, maka pada Paparan saya di ITS Desember 2007 telah ditampilkan Contoh Nyata penerapan GPR baik untuk Monev Deformasi bagian dari GeoHazard. 

Maupun hasil GPR telah digunakan sebagai basis pengambilan Keputusan untuk segera Harus Membangun Tanggul Lingkar Luar Siring, walaupun sebagai konsekuensi akan menghadapi Penolakan dari Warga terkait penyelesaian Penanganan Masalah Sosial Kemasyarakatan dengan pola Cash and Carry dilandasi Perpres 14/2007 tentang BPLS.

PAPARAN TERDAHULU:  19 SEPTEMBER 2019  DI BANDUNG 

"GEYSER LUSI: PENANGGULANGAN BENCANA"INOVATIF& HOLISTIK"

Image result for GEyser lusi 2019

Slide Pembukaan merangkum Aspek Keseluruhan dengan pendekatan "Berpikir Global dan Bertindak Lokal-Regional". 
Menakankan PEMANFAATAN TEKNOLOGI GPR MASA LALU (2007), SAAT INI DAN KEDEPAN =>2019, PADA KEBENCANAAN GEYSER LUSI, suatu SISTEM HIDROTERMAL YANG AKAN BERLANGSUNG LAMA

 "GPR (GROUND PENETRATION RADAR) - GEOHAZAR LUSI  suatu SISTEM HIDROTERMAL pada SEDIMEN (Sediment-hosted Hydrothermal System) di Busur Belakang  (Backarc basin) dari Sistem Parit Busur Sunda (Sunda Trench Arc System): PENGURANGAN RISIKO BENCANA.

Diaktualisasikan dalam Kebijakan Kebencanaan di Milinium  "INFORMASI KEBUMIA SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA".

Dikontribusikan oleh Hardi Prasetyo, Eks Pimpinan BPLS 2007-2017. Sebagai suatu Memori kepada Kris Budiono, Pahlawan  November 2018, Pusat Penelitian dan pengembangan Geologi Kelautan PPPGL, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral KESDM.


ABSTRAK

 Paparan ini menempatkan Ground Penetration Radar GPR dalam Pola Pikir yang Luas "GPR-GeoHazard Geyser Lusi: Pengurangan Risiko Bencana Bersiklus"

Disertai Rekomendasi "Pengembangan Sistem Pemantauaan Terintegrasi berdimensi Regional", sebagai akomodasi usulan  terdahulu antara ASU (Arizona State University USA), LUSI LAB (Konsorsium Institusi Kebumian      Masyarakat Eropa)-BMKG, Badan Geologi KESDM, dan  Sistem POLIGON Rusia (2009).

Disamping itu Basis Data terintegrasi berkelanjutan TLS-GPR-DRONE yang telah dihimpin sejak BPLS, sebagai alat bantu menentukan Grid untuk Rencana Penyelidikan Seismik 3D.

Sejak kelahirannya Mei 2006 Lumpur Sidoarjo (LUSI) terus mengalami evolusi yang dramatis, sehingga setelah 13 tahun berlalu tanpa henti,  telah menempati posisi sebagai suatu Sistem Hidro/Geotermal pada sedimen (Sediment-hosted Hydro/GeoThermal system SHHS) di busur belakang (backarc) yang telah berhubungan dengan sistem gunung magmatik di busur depan (forearc).

Ground Penetration Radar GPR merupakan bagian tak terpisahkan dari “Geohazard Lusi” sejak 2007-2019  telah berperan sebagai bagian Monev dinamika postur dan perilaku Geyser Lusi dan dampaknya, baik untuk langkah mitigasi berkelanjutan maupun pada pemilihan opsi kebijakan khusus, diantaranya : 

1) Bagian aspek Deformasi (patahan, rekahan, dan lipatan) di Reno bagian untuk Penentuan Peta Area Terdampak  (PAT) 22 Maret 2007; 
2) 2007 Keputusan bahwa Tanggul Lingkar luar Siring harus dibangun walau menghadapi penolakan warga; 
3) Geohazard ditetapkan sebagai faktor dominan (lainnya teknis dan sosial-ekonomi) pada pemilihan dari 3 Opsi untuk finalisasi Trase Relokasi Infrastruktur Terpadu di barat PAT, saat ini telah beroperasi; dan 
4) Geohazard sebagai indikator utama (lainnya Lingkungan dan Gejolak Sosial Kemasyarakatan) pada penentuan Wilayah Terdampak DI LUAR PAT  22 MARET 2007 menjadi dasar informasi Kebumian untuk empat Peraturan Presiden 49/2009, 61/2011, 37/2012 dan 33/2013.

Bencana ditimbulkan LUSI kurun waktu 2006-2019 merupakan terbesar di Dunia telah menunjukkan Keunikan, Kontroversi, dan Berevolusi. 

Penanggulangan bencana LUSI yang bersiklus atau dengan pola "Spiral" dibandingkan  yang konvensional berlaku pada Kebencanaan Lainnya, belum ada acuannya. 

Sehingga dituntut untuk dilakukan Inovasi dan belajar sambil bekerja, dilaksanakan secara komprehenif, integral dan holistik dengan outcome menghasilkan suatu "Pelajaran Berharga dari Sebuah Bencana di Milenium". 

Paradigma Baru yang digulirkan sejak 2010&2011 "Hidup Harmoni Dengan Bencana" menuju berbagai pemanfaatan dengan sasaran antara lain “Laboratorium Studi Geyser Sistem Hidrotermal pada sedimen” serta Taman Bumi (GeoPark) dengan mengedepankan GeoWisata Geyser Lusi dan Ekowisata Pulau Lusi.

Informasi Kebumian terhimpun 2006-2017 telah digunakan untuk tahap Pengambilan Keputusan Kebijakan Penanggulangan Geyser Lusi ke depan, merupakan suatu langkah Inovasi Exit Strategy BPLS yang elegan 2017, yaitu: 

1) Kedudukan Geyser Lusi sebagai sistem hidrotermal yang baru lahir (new born hydrothermal system) dan telah berhubungan dengan gunung magmatik, sehingga dapat/akan memberikan implikasi Geohazard dan berkontribusi gas rumah kaca Global; 
2) Geyser Lusi sudah dipengaruhi faktor eksternal tektonik yaitu gempabumi dan aktivitas gunungapi; 
3) Semburan Lusi sudah TIDAK AKAN DIBUNUH, setelah teknologi Relief Well 1& 2 merupakan senjata pamungkas dinyatakan gagal, sedangkan alternatif insersi rangkaian bola-bola beton juga gagl; 
4) Semburan pola Geyser Klastik (Clastic Geysering) akan berlangsung lama dari "Sulit/Tidak dapat Ditentukan" sampai kisaran 26-35 Tahun; dan 
5) Sebagai implikasi telah diindikasikan risiko Geohazard yang harus ditindaklanjuti dengan langkah mitigasi.

Simposium Internasional Ilmiah Lusi Mei 2011 dilaksanakan oleh BPLS bekerjasama dengan HSF Australia telah ditetapkan sebagai tonggak terhadap: 
a)  “Rekonsiliasi sekaligus Komitmen Kebersamaan mencari Solusi Lusi yang holistik ke depan”;
b) Penyamaan Persepsi dan Knowledga Postur dan Perilaku Lusi, serta menentukan kecepatan semburan 15.000m3/h (status 2011), Oktober 2014 telah terjadi perulangan semburan besar dengan intensitas =>50.000m3/h; 
c) Pengukuhan fenomena Lusi sebagai Geoharitage yang dikenal global (Global Geoheritege); dan 
d) Sinar Terang menuju berbagai pemanfaatan "Laboratorium Geyser Hidrotermal", kandungan Litium, Yodium, mikroba untuk pengobatan, lumpur memecahkan rekor dunia MURI Melukis cepat, energi panas bumi skala kecil, menuju Geopark mengedepankan Geowisata Geyser Lusi dan Ekowisata Pulau lusi.
Pada Grand Design studi Seismik 3D (Perencanaan TIMDU LUSI 2016) Database BPLS-PPLS yang terhimpun akan diintegrasikan pada Grid Akuisisi 3D, diantaranya: TLS-GPR- Magnetotelurik, seismik refleksi 2-D, dan Lusi 3D berdasarkan kajian GIS 3D Tim Rusia (2009).
Hasil studi Kebumian Lusi sampai pada kesimpulan harus dilakukan sistem Pemantauan yang Terintegrasi, Berkelanjutan mencakup semi-regional (mencakup wilayah di luar LUSI, seperi sekitar G. volkanik AWR). 
Outlook bahwa GPR-GeoHazard dapat menjadi bagian terdepan dan rutin untuk mengamankan langkah pemanfaatan menuju GeoWisata dan Geopark. 

Link Makalah Terbaru:


LUSI SISTEM HYDROTERMAL PADA SEDIMEN TERBESAR DI DUNIA




Contoh Penerapan GPR di LUSI 2007 sebagai kerjasama antara PPPGL KESDM dengan BPLS.
A. Atas Contoh tahap pengambilan Data GPR di Tanggul Lusi, dimana alat GPR ditarik dengan kendaraan yang bergerak di Tanggul Penahan Luapan Lusi. Contoh  Rekaman GPR  yang telah di proses menggambarkan  postur bawah permukaan dangkal sepanjang Tanggul. 
Bawah, contoh visual kondisi Tanggul Osaka-Siring (baratlaut Lusi) yang telah mengalami deformasi rekahan, longsoran diintegrasikan dengan penampanganGPR  sepanjang Tanggul.
Informasi Lapangan dari GPR  dan diintegrasikan dengan data lainnya sebagai alat bantu sehingga Pimpinan BPLS  dapat langsung melakukan pertemuan di Lapangan untuk proses PENGAMBILAN KEPUTUSAN  STRATEGIS BAHWA "TANGGUL LINGKAR LUAR SIRING HARUS DIBANGUN WALAUPUN AKAN MENGHADAPI PENOLAKAN DAN PERLAWANAN DIKENDALIKAN OLEH MASALAH SOSIAL KEMASYARAKATAN".


Kiri GPR pada hakekatnya mempunyai kesamaan teknologi sebagaimana seismik refleksi 2D, yaitu untuk mencitra postur bawah permukaan dengan penetrasi dangkal ~25m. Peralatan Transducer dan Reciever  portabel sehingga sangat mudah untuk diterapkan pada berbagai MEDAN seperti jalan raya atau di atas Tanggul Lusi.
Bawah, ditampilkan perbandingan keberadaan 4 Penampang Seismik Refleksi 2-D beserta berbagai tujuan, dimana menggunakan satu sumber  data penampang seismik yang diambil pada kegiatan eksplorasi Migas sebelum kejadian Lusi 2006: 
1) 2007, Mazzini, penampang seismik  refleksi (Waktu rambat detik) diintegrasikan dengan lokasi Pemboran sumur BJP-1, tanpa dilakukan penafsiran, kedalaman maksimum penetrasi pada lapisan dibawah total kedalaman sumur yaitu satuan batugamping Formasi Kujung/Prupuh. Pada daerah ditembus sumur BJP-1 terlihat karakteristik gangguan pada perlapisan tanpa pemantul berlanjut, gejala dari struktur pembubungan (piercement structure), atau diapir.
2) Istadi 2009, memproses data seismik refleksi di bawah BJP-1 dengan tujuan khusus mendapatkan parameter kecepatan rambat sedimen, asumsi porositas   awal (initial porosity), menghitung ketebalan (meter) dan volume lapisan asumsi sumber lumpur dari satuan lempung di Formasi Kalibeng Atas, selanjutnya  dibagi dengan kecepatan semburan yaitu 100.000m3/har,i dihasilkan kisaran panjang umur semburan Lusi 25-35 Tahun?
3) Davies 2011, Menampilkan penafsiran penampang seismik refleksi yang diproses untuk menggambarkan lapisan sumber air pada satuan batugamping Formasi Prupuh, sumber Lumpur pada satuan Lempung Formasi Kalibeng Atas. Struktur Sesar pola segitiga analogi Patahan Watukosek diantara Pemboran sumur BJP-1. Telah dimodel perhitungan berbasis keberadaan air pada reservoir batugamping Prupuh diasumsikan sebagai sistem tertutup (tidak ada imbuhan) menghasilkan angka 26 Tahun. Juga berdasarkan perhitungan kecepatan amblesan dari Abidin 2008 yaitu 4cm/hari maka pada kurun 10 tahun dapat menimbulkan total amblesan ~140m.
4) 2015 Tingay menampilkan pola stratigrafi dan struktur pada penampang seismik yang diproses ulang untuk kepentingan khusus menghitung tekanan pori awal (initial pore pressure). Ditekankan pada perpotongan dengan sumur BJP1 terdapat stuktur "diapirik", patahan pada kedudukan dalam yang berkembang tidak ditafsirkan  sebagai aktif ke permukaan sebagaimana Davies 2007. 
Disimpulkan bahwa tekanan pori awal lebih besar nilainya daripada yang digunakan oleh beberapa peneliti sebelumnya (Istadi dan Davies), sebagai konsekuensi perhitungan panjang umur semburan Lusi yang dihasilkan 35 Tahun (Istadi) dan 26 Tahun (Davies) seyogyanya lebih panjang, bila diasumsikan ~ 5 tahun kisaran menjadi 31-40 Tahun.





Kanan: Ditampilkan Inset KAJIAN SIMULASI KONDISI BAWAH PERMUKAAN LUMPUR SIDOARJO, yang pada hakeketnya merupakan suatu Paradigma Baru Lusi: Sistem Hidrotermal Aktif pada  Sedimen yang telah berhubungan dengan Gunung Api Arjuno-Welirang-Penanggungan
Perubahan Mendasar sebagai landasan Paradigma Baru Geyser Lusi adalah 25 Mei 2011, pada Simposium Internasional Ilmiah Lusi dilaksanakan oleh BPLS bekerjasama HSF Australia. Dimana Mazzini 2011 telahmendeklarasikan bahwa LUSI BUKAN SEBAGAI MUD VOLCANO YANG UMUM ATAU KONVENSIONAL (TYPE MUD VOLCANO) MERUPAKAN HASIL DARI VOLKANISME SEDIMEN, TAPI TIPE HIBRIDA (A TYPE MUD VOLCANO) SUATU GEYSER LUSI MERUPAKAN SISTEM  HIDROTRMAL AKTIF  YANG BERKEDUDUKAN DALAM DAN TELAH BERHUBUNGAN DENGAN GUNUNG API AWP.
a) (Kanan Atas) Penampang seimik tomografi (2017) sebagai bukti baru yang meyakinkan bahwa Lusi telah dihubungkan dengan kantong magma  (magma chamber) gununa Arjuno-Welirang melalui suatu saluran dengan kedalaman ~ 6 km. Diasumsikan difasilitasi oleh Sistem Patahan Watukosek. Bukti ini memperkuat hasil analisis geokimia, penentuan sumber klastik, dan lain-lain'
b) Tahun 2010 dari Even "FROM RUSSIAN WITH LUSI" saya berhasil memperolah dokumen hasil studi Tim Rusia tentang Lusi (Kadurin 2009), dimana hal mendasar yaitu ditemukan keberadaan 2 struktur lumpur (mud structure) selain Lusi, disertai dengan peringatan dini (Early Warning) bila dipicu oleh gempabumi struktur tersebut dapat berkembang menjadi  suatu mud volcano aktif seperti LUSI. 
Hasil pendalaman ternyata struktur lumpur pada posisi di timurlaut Lusi adalah tubuh mud volcano purba (paleo mud volcano) dikenal sebagai struktur Porong-1 merupakan       struktur runtuhan purba (paleo collapse structure) mencapai total amblesan 700m dan radius 4 km (Shildston 2014). 
Pada Makalah terbaru Lusi 2019 (hasil LUSI LAB 2019) ditafsirkan bahwa sistem hidrotermal purba  (paleo hydrotermal system)  sedimen di Porong-1, setelah mengalami struktur runtah luar biasa ~700m sehingga mati, dimulai even kelanjutan yang terkait Lusi?
c) Pemodelan Geologi 3-D Lusi berdasarkan temuan-temuan terbaru dari Lusi-LAB (2013-2017) menggambarkan system hidrotrmal Geyser Lusi dikendalikan oleh adanya pengaruh magma dari gunung api AWR berupa "Sill", sehingga panas yang ditimbulkan mempengaruhi sedimen yang kaya dengan material organik di buser belakang, dimana Lusi berada. 
Migrasi fluida magmatik dan hidrotermal dikendalikan oleh Patahan Watukosek yang berawal di gugusan gunung AWP di busur depan.
d) Kiri Bawah: Studi seismik refleksi  diproses ulang telah dapat mengindikasikan Genesis Patahan Watukosek pada kedalaman, yang pada berapa titik diasumsikan muncul dipermukaan.
e) Kiri Atas: TESTIMONI berdasarkan pengamatan langsung dan rekaman Drone dapat disimpulkan bahwa postur dan perilaku Geyser Lusi, telah dipengaruhi oleh kejadian tektonik yaitu gempabumi baik dipicu pada megathrust maupun backarcthrust, juga aktivitas gunung api.
f) Kiri Tengah: Karena Geyser Lusi sudah ditetapkan tidak akan Dimatikan dan akan  berlangsung Lama, diindikasikan potensi Geohazard ke depan. 
Sehingga  ditetapkan bahwa  teknologi GPR tetap akan memainkan peran penting mendukung langkah  Mitigasi, untuk mengurangi Risiko Bencana Lusi ke depan!

Menampilkan Perubahan Mendasar menuju Outlook Ke depan.


PROSES TRANSISI DARI "LUSI 13 TAHUN: PELAJARAN SUATU SEMBURAN LUMPUR MERUSAK MENUJU HIDUP HARMONI DENGAN BENCANA"

MENUU OUTLOOK KEDEPAN.

“GO LUSI”: Laboratorium Alam, Unggulan Studi Sistem Hidrotermal-Sedimen Aktif Terbesar di Dunia, MENUJU GEOPARK MENGEDEDEPANKAN PESONA GEOWISATA GEYSER LUSI DAN EKOWISATA PULAU LUMPUR LUSI

Pola dan Alur Pikir:
  1. Kanan Atas-Bawah: Pola Kebencanaan LUSI komplek dengan Pola Spiral bila dibandingkan dengan kosep Tahapan Penanggulangan Bencana Satu Putaran "Bencana-Respon-Pemulihan-Pembangungan Kembali-Analisis dan Langkah Mitigasi".
  2. Penanggulangan Bencana Lusi dalam Penentuan PETA AREA TERDAMPAK ditentukan oleh indikator utama dan pendukung yaitu: Semburan Geyser, Luapan Lumpur Panas, GeoHazard/Deformasi, dan Gejolak Sosial Kemasyarakatan;
  3. Dimensi Kewilayahan Penanggulangan Lusi komplek dibentuk oleh: 1) Geyser Lusi dengan 2 Sumburan sebagai pengendali utama Bencana-lanjut Luapan dan Geohazard; 2) Peta Area Terdampak 22 Maret 2007 terus meluas di luar PAT 2008-2013; 3) Kali Porong dari hulu sampai Muara sebagai alat bentu mengalirkan Lusi ke laut menggunakan energi bebas, termasuk Pulau Lumpur Lusi di Muara Kali Porong; 4) Relokasi Infrastruktur Terpadu pertama di Indonesia, Jalan Tol-Arteri, Jarul Pipa PDAM, Energi Listrik, Pila Gas dan rencana Jalur Rel KA; 5) Blog Brantas merupakan Kontrak Production Sharing dimana PT Lapindo melakukan eksploitasi migas dan eksplorasi pada Prospek BJP-1, Kontrak 30 Tahun telah diperbarui 2019; dan  5) Gugusan gunung api Arjuno-Welirang dan Penanggungan di baratdaya Lusi sejak 2017 telah dikonfirmasi sebagai pengendali semburan Geyser Lusi yang akan berlangsung lama dan tidak akan dimatikan. Juga telah ditentukan keberadaan awal dari Sistem Patahan Watukosek telah berimplikasi propagasi dari Gunung Penanggungan kearah timurlaut.
  4. GPR diintegrasikan dengan metoda geologi-geofisika lainnya ke depan akan menjadi subsistem dari usulan "SISTEM PEMANTUAN GEYSER LUSI TERBESAR DI DUNIA BERPOTENSI GEOHAZARD  ALAT BANTU MITIGASI UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA" (Prasetyo 2019). Secara operasional GPR akan memantau Kesetabilan Tanggul Lusi yang sudah berumur >10 Tahun maupun lebih regional untuk antisipasi dampak deformasi ditimbulkan aspek eksternal/regional (deformasi akibar fluidasasi atau dipicu Patahan Watukosek).




SLIDE 3: GEYSER LUSI AKTIF TERBESAR DI DUNIA

Mendapatkan Perhatian Global: TER-Unik-Kontroversi; Gejolak Sosial Masif Berkelanjutan; Kebijakan Penanggulangan Bencana pola SPIRAN; HOLISTIK: Korban fatal 18 Pahlawan Lusi, ISU JENDER => Pemberdayaan dengan "SRIKANDI LUSI".
DITUNTUT BERINOVASI => "LEARNING BY DOING" => PELAJARAN BERHARGA DARISUATU BENCANA MILTIDIMENSI.

Kiri Bawah "KEDUDUKAN TEKTONIK -GEOLOGI LUSI SEBAGAI SISTEM HIDROTERMAL PADA SEDIMEN DI CEKUNGAN BUSUR BELAKANG" : 1) Pada Ring of Fire Indo-Pacific; 2) Rangkaian Bencana Alam Tsunami NAD 2004, Gempa Yogyakarta 2006, 3) Geyser Lusi 2006, 4) Gempa Lombok 2018, dan 5) Gempa&Tsunami Palu;


Tengah Bawah: 2016 selaku Kepala BPLS membentuk TIM TERPADU LUSI 2016 menyiapkan Grand Design dan Preaudit RABN untuk Studi Mendalam Bawah Permukaan Lusi menerapkan teknologi Seismik 3-d merupakan standar industri Migas;
Sebagai tindak Lanjut Instruksi No.2 Ka DP BPLS kepada Kepala BPLS, telah dibentuk TIM TERPADU LUSI 2016

Kanan Bawah: Paradigma HIDUP HARMONI DENGAN BENCANA dengan berbagai Kemanfaatan:
 1)  Lusi Laboratorium Alam Pusat Unggulan Studi Geyser Sistem Hidrotermal pada sedimen Terbesar di dunia; 2) Temuan Litium bahan baku baterei HP, Jodium untuk farmasi, Mikroba berkedudukan dalam bahan obat kangker, lumpur untuk berbagai kepentingan telah memecahkan Rekor MURI melukis cepat dengan campuran lumpur-cat di Lusi; 3) Sejak 2010 di Museum Sidney Australia telah dipromosikan menuju peta perjalanan usulan Geopark mengedepankan GEOWISATA PESONA GEYSER LUSI DAN EKOWISATA PULAU LUMPUR LUSI.

DILANJUTKAN PADA BAGIAN 2






1 komentar:

  1. PAPARAN PENERAPAN TEKNOLOGY GPR INI, MERUPAKAN MEMORI KEPADA KRIS BUDIONO MSC Almarhum, SEBAGAI PIONIR IMPLEMENTASI GPR PADA MINI NASIONAL PENANGGULANGAN LUSI TAHUN 2007. Pasca Tim PPPGL melakukan Survei GPR, selanjutnya BPLS telah menindaklanjuti dengan Memiliki Teknologi tersebut dilanjutkan dengan Pengembangan Teknologi Unggulan Terrestrial Laser Scanner TLS merupakan Kerjasama BPLS dengan FITB ITB dimotori Prof Dr. Hasanuddin ITB.

    BalasHapus