Articles dan papers Bahasa Indonesia http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7021083961307660234#editor/target=post;postID=8048719344074606178 | ![]() | ![]() | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dr. Hardi Prasetyo Pictures - Indonesia Marks 5th Anniversary Of ...
www.zimbio.com/.../Dr.+Hardi+Prasetyo - Terjemahkan laman ini
28 May 2011 – Prof. Dr. Hardi Prasetyo of Indonesian agency Sidoarjo Mud Prevention Agency (
Prof Hardi Prasetyo Pemikir BPLS - Hurek Punya Blog
blog-indonesia.com/blog-archive-924-1413.html
4 Jan 2012 – Prof Hardi Prasetyo Pemikir BPLS - Hurek Punya Blog - date posted: 04 Jan 2012, 17:59 - Oleh LAMBERTUS HUREK Sejak Badan ...
KEPEDULIAN UNTUK MENGATASI MUSIBAH DISEBABKAN FENOMENA ALAM 'LUMPUR SIRING' (LUSI)
Selamat berkunjung ke situs Lumpur Siring (LUSI) Siring mud flow di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Nama lengkap saya Prof. Dr. Ir. Hardi Prasetyo, saat ini diberi kehormatan Pemerintah Indonesia sebagai Wakil Kepala (Waka) Badan Pelaksana (BaPel) Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). Peran kami di BPLS merupakan penugasan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) yang sebelumnya selaku Ketua Dewan Pengarah, Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo (Timnas PSLS), yang mengakhiri masa baktinya tanggal 8 April 2008, bersamaan dikeluarkannya Peraturan Presiden No. 14 tahun 2007 tentang Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo. Misi Nasional Bapel BPLS yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 14 Tahun 2007 tentang Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, yaitu : 1) Upaya Penanggulangan Semburan Lumpur, 2) Penanganan Luapan Lumpur, 3) Penanganan dampak sosial kemasyarakatan, dan 4) Penanganan Infrastruktur sebagai dampak semburan lumpur panas yang telah terjadi sejak 29 Mei 2006. Pada media dan kesempatan yang baik ini, kami baik secara pribadi sebagai bagian dari PUTRA Indonesia maupun sebagai salah satu pimpinan Bapel BPLS mengajak semua komponen masyarakat Indonesia dan juga masyarakat dunia (World community) untuk bersama-sama melihat ke depan (looking foreward and future), 'Mari kita bahu membahu untuk mencari solusi yang terbaik (the best solution) bagi NEGERI ini dalam rangka penanggulangan MUSIBAH atau BENCANA diakibatkan oleh fenomena alam (natural or geological phenomena)ini'. Pesan moral yang mengiringi harapan tersebut! 'Tidak akan ada Pemerintah dimanapun dan kapanpun yang akan rela atau tega untuk menyengsarakan BANGSA-NYA sendiri', namun suatu realita masih ada kekurangan-kekurangan dan keterbatasan yang ada dalam untuk mengoptimalkan segala upaya Penanggulangan Bencana yang terjadi'. Dari lubuk hati yang paling dalam kami pribadi dan Bapel BPLS : 'Mohon doa restunya agar kami dapat memberikan yang terbaik (do the best), kami juga dapat berkontribusi serta berdharmabakti sekuat tenaga dan fikiran (all out), agar musibah ini dapat kita tangani dengan baik, bahkan impiannya agar semburan lumpur Siring dapat berhenti atau paling tidak debit semburan dapat mengecil'. sehingga pada akhirnya kondisi yang diharapkan agar sendi-sendi kehidupan masyarakat yang terdampak langsung atau tidak langsung dari Lumpur Siring dapat segera dipulihkan kembali. Kesempatan ini merupakan yang pertama kalinya kami menempatkan informasi langsung dalam website internet. Kami mengundang partisipasi dan kontribusi, seluruh masyarakat dunia (The world community) untuk menyampaikan pikiran-pikiran cerdas dan bijak, saran-saran serta kritik yang membangun disertai solusi kongkrit. Pintu komunikasi akan senantiasa kami buka selebar-lebarnya Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayahnya kepada Bangsa, Negara dan Rakyat Indonesia yang masih terus mengalami cobaan, tantangan dan hambatan yang cukup berat dan komplek. 10 November 2007 Prof. Dr. Ir. Hardi Prasetyo Wakil Kepala Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo This web site is dedicated to attract peoples who concern with the natural hazard including geological hazard especially such as Siring mud volcano and its related origin
6 November 2007 Hardi Prasetyo
Menyusuri Kali Porong untuk mengamati sedimentasi Lumpur Siring sampai ke Muara
Pengaliran Lusi ke Laut melalui media K Porong adalah salah satu pilihan yang komplek dari opsi yang tidak banyak tersedia saat ini
Panorama yang indah sepanjang Kali Porong yang telah mengalir cukup deras
Kali Porong telah ditetapkan sebagai alat bantu untuk mengalirkan Lusi Kelaut
Lumpur Siring berasal dari endapan Selat Madura purba (paleo Madura Strait) di kembalikan ke Selat Madura modern (Modern Madura Strait)
![]()
Flora dan Fauna: Bakau dan burung-burng hidup di dekat Muara K. Porong tanpa terusik adanya pengaliran Lusi Ke Lautyang telah dimulai sejak tahun 2006.
RINGKASAN PERKEMBANGAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIRING
Status 8 November 2007
A. UMUM
Laporan perkembangan kegiatan diawali dengan meringkas upaya khusus (special effort) yang memberikan implikasi langsung (direct implication) terhadap misi
nasional (national mission) BPLS dalam penanggulangan Lumpur Sidoarjo, sebagaimana diamanatkan Peraturan Presiden No. 14/2007. Upaya dan langkah
yang telah memberikan dampak signifikan disusun secara mengikuti alur pikir:
(1) upaya penanggulangan semburan;
(2) penanganan luapan lumpur;
(3) penanganan dampak sosial kemasyarakatan; dan
(4) penanganan dampak infrastruktur.
B. PENANGGULANGAN SEMBURAN
Telah terjadi suatu kecenderungan baru (new trend), ditandai oleh terjadinya 4 (empat) kali periode semburan sangat kecil sampai berhenti.
Sebagai perbandingan pada laporan bulan sebelumnya (Oktober) karakteristik semburan hanya ditandai oleh adanya satu periode erupsi lumpur yang tenang (calm mud eruption). Sebagai dampak positif adalah telah membangkitkan rasa optimisme bagi BPLS, terhadap upaya penghentian total semburan atau paling tidak terjadinya pengurangan debit (volume) semburan;
Mengoptimalkan keberadaan tanggul yang ada (existing) dengan meninggikannya mencapai titik optimal (optimal point), serta mengalirkan luapan lumpur dengan sistem dredger dan pompa-pompa lumpur jenis Toyo secara tersebar (distributed out flow), agar benteng peta area terdampak 22 Maret 2007 tidak meluas; dan (2) Setelah Lusi dapat dikendalikan, akan dilanjutkan berbagai upaya penghentian atau pengurangan debit semburan lumpur dengan memperhatikan potensi dampak lingkungan yang terkecil, kedalamnya termasuk kelanjutan opsi antara lain: 1) Usulan Lama (pending) Timnas PSLS yaitu relief well-3, insersi bola-bola beton, 2) Usulan baru pasca Timnas yaitu 'double cofferdam', penyumbatan lubang semburan dengan batu atau baja, dan lain-lain yang terus diusulkan dari berbagai pihak.
Memperlancar mekanisme pengaliran Lusi pada tiga alternatif, yaitu 1) Utama yang diamanahkan Perpres 14/2007 yaitu ke selatan melalui tanggul kanal, 2) Komplemen Utama, pengaliran ke arah timur/tenggara yang merupakan pola aliran yang alami (natural drainage pattern), 3)Darurat, untuk mengalirkannya ke utara, yang semata-mata dilakukan untuk mengamankan tanggul cincin ketika gelombang di pusat semburan sangat besar.
Suatu realita yang dihadapi bahwa pengaliran Lusi ke utara yang sebenarnya merupakan langkah kedaruratan untuk mengamankan tanggul cincin di pusat semburan, lebih besar dan berlanjut, dibandingkan dengan aliran ke selatan melalui kanal atau jalur komplemen tenggara, rasio kesulitan terkait teknis dan faktor alami terkait gradient topographyc sebagai implikasi tumbuh dan berkembangnya Lusi mud volcano.
Untuk itu agar pengaliran lusi ke Selatan dapat kembali dioptimalkan, maka ketersediaan (avaibility) dan kinerja (performance) sarana dan alat-alat berat harus terus disempurnakan.
C. PENANGGULANGAN LUAPAN LUMPUR
Telah ditetapkannya pola tetap atau prinsip penanganan luapan lumpur yang terdiri dari 6 (enam) aspek:
(a) membangun kolam tampungan seluas 600 Ha dengan kapasitas sekitar 54 juta m3 untuk menampung luapan lumpur dengan debit 100.000 m3 atau sekitar 1 juta barel. Jumlah ini analogi kira-kira dengan seluruh produksi minyak bumi Indonesia saat ini, yang keluar dengan terlebih dahulu dipompa dari batuan reservoir di bawah permukaan;
(b) pada musim hujan kolam lumpur dikeruk dan dikosongkan dengan dredger, dan lumpurnya dialirkan ke Kali Porong, sehingga dapat menampung lumpur pada musim kemarau;
(c) Pengaliran lumpur ke Kali Porong didistrubsikan (distributed outlet) melalui beberapa titik di hilir dari spillway, sedangkan selama ini pengaliran lumpur dilakukan secara terpusat (concentrated distribution) di sekitar rumah pompa;
(d) meningkatkan kapasitas kali porong untuk menjaga kinerjanya dalam pengendalian banjir di wilayah kali Berantas; dan
(e) pemanfaatan lumpur di pesisir panai untuk reklamasi.
Terhadap dua alternatif pengaliran lumpur ke laut yaitu, pertama melalui rute saluran di darat yang sejajar dengan K. Porong, dan alternatif kedua dengan mengoptimalkan daya yang tersedia dari K Porong sendiri untuk dapat mengalirkan Lusi atau mengangkut sedimen Lusi dari outlet di spillway langsung ke laut, selanjutnya Presiden RI telah menetapkan alternatif ke 2 yaitu pengaliran lusi melalui K Porong.
Untuk memperkuat rasionalisasi alternatif pembuangan Lusi ke laut melalui K. Porong, beberapa pandangan para ahli geologi salah satu diantaranya Prof. Dr. Koesoemadina, adalah:
(1) Lusi secara geologis berasal dari formasi batuan lumpur berumur beberapa juta tahun, yang diendapkan di lingkungan Selat Madura purba (paleo Madura Strait);
(2) Kandungan mineral Lusi yang merupakan hasil dari fenomena alami atau geologi (natural or geological phenomena) diyakini tidak mengandung unsur-unsur kimia yang berada pada tingkat yang membahayakan lingkungan; dan
(3) Pembuangan Lusi ke Laut mengandung makna Lusi diantar dari posisi Selat Madura purba yang berada di bawah pemukaan(subsurface) dari daerah luapan lumpur, untuk selanjutnya dikembalikan ke tempat asalnya pada Selat Maduramodern (modern Madura Strait).
Antisipasi menghadapi potensi bahaya banjir pada musim penghujan 2007/2008:
(1) Tanggul-tanggul lingkar luar di bangun untuk memperkokoh benteng, agar lumpur tidak melup dari peta terdampak. Hal signifikan adalah terbangunnya tanggul baru yaitu: Tanggul Siring (barat), Tanggul Perumtas dan Tanggul Glagaharum (utara), Tanggul Reno (barat);
(2) Telah dioperasikannya kapal keruk (dredger) dan pompa slurry jenis Toyo, yang ditempatkan di sekitar Intake dan sekitar Tanggul 41; dan
(3) Dioperasikannya sekurang-kurangnya lima excavator-ponton dibarengi dengan tiga dredger yang mulai bekerja untuk secara khusus menghanjurkan sedimentasi kipas (fan sediment) lumpur yang terjadi di selatan spillway dan secara umum melakukan normalisasi K Porong, agar dampak negatif dari pengaliran lusi ke Laut dapat diminimalkan. Salah satu satu kapal keruk ‘Makassar’ milik PT Timah akan ditempatkan untuk menangani sedimentasi di daerah muara sungai termasuk kawasan pesisisir(coastal zone).
D. PENANGGULANGAN DAMPAK SOSIAL KEMASYARAKATAN
Pelaksanaan verifikasi status sampai dengan 8 November 2007 adalah:
Berkas masuk : 11.875 bidang
Lolos verifikasi : 11.541 bidang
Tandatangan IPJB : 10.776 bidang
Nilai (20%) : Rp. 597.434.683.620
Hal signifikan adalah proses pembayaran uang muka (20%) terhadap lahan dan bangunan milik warga, sebagaimana instruksi Presiden (Juni 2007) sebagai perkuatan Perpres 14/2007 adalah tercapainya target yang melebihi 100 % (10000 bidang) sebagaimana yang ditetapkan oleh Presiden RI dalam kurun waktu 10 minggu. Secara keseluruhan kemajuan yang dicapai tersebut mencapai sekitar 95% dari keseluruhan target (all target). Rasio keberhasilan (success ratio) yang tinggi merupakan buah kerja keras dari jajaran BPLS dan PT Minarak, disamping itu juga telah diterapkannya suatu mekanisme yang unik yaitu dilakukan sumpah bagi warga yang meragukan luasnya lahan dan bangunan, dimana kegiatan awal sumpah telah difasilitasikan oleh Cak Nun.
Dalam rangka penuntasan penanganan masalah sosial terkait dengan jual beli lahan dan bangunan masyrakat di dalam daerah terdampak, maka BPLS telah
menyampaikan peta jalan (road map), dimana pembayaran tahap ke 2 (80%) akan mulai pada bulan Mei 2008. Sejalan dengan hal tersebut Pemda Kabupaten Sidoarjo telah menyiapkan upaya untuk mencegah larinya modal (capital flight) ke luar Kabupaten Sidoarjo.
Proses pembayaran uang muka (20%) jual beli lahan dan bangunan warga tersebut pasca dilakukannya program percepatan (fast track program) akan dilanjutkan, termasuk upaya untuk memecahkan kebuntuan terhadap kelompok masyarakat yang belum atau tidak mau mengikuti skema yang telah disepakati, yaitu 20:80%, disamping penanganan masalah-masalah sosial lainnya di luar ‘cash and carry’.
E. PENANGGULANGAN DAMPAK INFRASTRUKTUR
Telah disepakati dengan PT KAI untuk tetap mefungsikan 2 (dua) pintu lintasan KA di daerah terdampak masing-masing di Siring (menuju pusat semburan) dan
di Ketapang (menuju Tanggul PerumTAS, termasuk revitalisasi dan pembangunan drainase di sepanjang Siring-Ketapang.
PT PLN telah memutuskan aliran listrik pada SUTT 150 KV sebesar 40 MW yang melitas daerah genangan Lusi mulai dari Tanggul Jatirejo (barat), Tanggul Kanal (tengah) dan di intake (selatan), yang sebelumnya telah ditetapkan dalam kondisi yang membahayakan bagi operasi penanggulangan luapan lumpur. Keberadaan infrastruktur SUTT 150 KV tersebut akan terus dipertahankan dan direvitalisasi, namun hanya akan digunakan sebagai langkah darurat (emergency) ketika terjadi gangguan fatal (black out) sistem transmisi Jawa-Madura-Bali (Jamali).
Sebagai dampak adanya land subsidence dan gejala geologi (indikasi patahan) maka infrastruktur umum jalan KA telah mengalami kerusakan berkali-kali (rel berkelok-kelok), dan Pipa PDAM telah pecah dan bocor secara berluang (lebih sepuluh kali). Sementara itu pipa gas Pertamina yang sebelumnya berada di utara Pusat Semburan, telah dipotong pada sisi barat, dan saat ini telah membuat konfigurasi yang melintang utara-selatan di sisi kolam Perumtas bagian barat. Ke depan pipa gas Pertamina tersebut, akan didayagunakan BPLS sebagai alat bantu (tool) atau prasarana pengurasan Lusi di kolam-kolampenampungan ke laut melalui K. Porong.
Saat ini masih terkonsentrasi pada pengadaan tanah dan prakontrak. Untuk itu telah dilakukan proses pengumuman kelulusan prakualifikasi, yang selanjutnya
akan ditunjuk pemenang tender pada Desember 2007.
F. AKTUALISASI KEBIJAKAN DARI PRESIDEN RI
Presiden RI telah menetapkan status kedaruratan (emergency) dalam menghadapi empat kekhawatiran yang disampaikan Bapel BPLS dalam menghadapi musim penghujan tahun 2007/2008, yaitu: (1) Jalan Raya Porong dan rel KA terputus; (2) area terdampak semakin meluas; (3) Kali Porong meluap; dan (4) Permukiman di sisi Barat Jalan Raya Porong Tergenang.
Disamping itu Presiden RI juga telah menetapkan alternatif pengaliran Lusi ke laut melalui sarana Kali Porong, dibarengi dengan instruksi untuk memobilisasi kapal keruk yang beroperasi dari pusat outlet pompa-pompa di belakang spillway sampai ke muara Kali Porong. Salah satu dari lima kapal keruk (dreger) akan dikerahkan oleh PT.TIMAH dibawah koordinasi Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, yang berlayar dari Pulau Bangka dan akan beroperasi di muara Kali Porong. Sedangkan keempat kapal keruk lainnya dikerahkan di bawah koordinasi Departemen PU.
|
Minggu, 22 Januari 2012
Hardi Prasetyo: Lusi Research Network
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar