Sabtu, 26 Juni 2021

PERKEMBANGAN GEOLOGI & TEKTONIK “DOANG BORDERLAND” DAN CEKUNGAN SPERMONDE, LEPAS PANTAI SULAWESI SELATAN, KAWASAN TIMUR INDONESIA (KTI): Implikasi Terhadap Prospek Hidrokarbon

PERKEMBANGAN GEOLOGI & TEKTONIK “DOANG BORDERLAND” DAN CEKUNGAN SPERMONDE, LEPAS PANTAI SULAWESI SELATAN, KAWASAN TIMUR INDONESIA:

 Implikasi Terhadap Prospek Hidrokarbon 

  RINGKASAN DIPERLUAS: 

Naskah Paparan di PUSPITEK SERPONG, sebagai Kandidat untuk ANUGRAH "PENELITI TERBAIK BIDANG ILMU KEBUMIAN" Riset Unggulan Terpadu RUT III, dilaksanakan oleh DRN-MENRISTEK-LIPI.

Dipaparkan oleh: 

Hardi Prasetyo, Orasi Kandidat Peneliti Terbaik, Ilmu Kebumian, RUT III


“Doang Borderland” terletak di daerah lepas pantai (offshore) sebelah selatan Sulawesi Selatan, Kawasan Timur Indonesia (KTI), membentuk gugusan morfologi tinggian (morphologic high) terdiri dari anjungan (platform) dan punggungan (ridge) yang diselingi (intervening) dan atau dikelilingi (surrounding) oleh daerah depresi terdiri dari palung (trough) dan cekungan (basin), dengan kedalaman dasar laut lebih dari 5000 m di Cekungan Flores (Flores Basin). 

 Dalam konsepsi tektonik dunia baru (new global tektonic), daerah penyelidikan terletak pada pojok timur sistem Paparan Sunda (Sunda Shelf) dari lempeng benua Eurasia (Eurasian continental plate), merupakan zona transisi dari sistem busur belakang Sunda (Sunda back arc system) di sebelah barat menjadi sistem busur Banda (Banda back arc system) di sebelah timurnya.

 Kebanyakan studi Ilmu Kebumian (geoscientific study) di kawasan “Doang Borderland” umumnya dilaksanakan oleh perusahan asing, terutama dalam kerangka eksplorasi migas, dimana data dan informasi aspek kebumian (geoscientific aspect) belum banyak diungkapkan, bahkan sebagian besar diantaranya masih berstatus rahasia (confidential). 

Kawasan “Doang Borderland” dikatagorikan sebagai suatu daerah yang relatif kurang diketahui (frontier region). Didasarkan oleh  keterbatasan dalam hal tersedianya (availability) data geologi, geofisika, sumur eksplorasi (exploration well), ditambah lagi bahwa secara morfologi daerah tersebut mempunyai kedalaman dasar laut (seafloor deepth) diklasifikasikan sebagai Laut Dalam (DeepSea) yang berkisar antara >200-5000m.

Tujuan strategis kegiatan Riset Unggulan Terpadu (RUT-1), yang direkayasa sesuai dengan kebijaksanaan Pembangungan Jangka Panjang Tahap ke II (PJPT II) antara lain: 
  1.  Menginventarisasi dan memperkaya secara nasional database dan informasi aspek geosain kelautan di zona transisi (transition zone) antara KBI-KTI; 
  2. Membuka tabir misteri berkaitan dengan asal-usul (origin) dan perkembangan geologi dan tektonik; 
  3.  Mempromosikan kawasan “frontier” di KTI berkaitan dengan pemanfaatan dan pendayagunaan dasar laut (seafloor) dan lapisan dibawahnya (sub-seabed), khususnya dalam upaya memacu kegiatan eksplorasi migas; dan 
  4. Merupakan wahana pembinaan sumber daya manusia (SDM), khususnya untuk melakukan kegiatan riset geosain kelautan secara terpadu (integrated) dan mendalam (comprehensive) dengan memanfaatkan dan mendayagunakan tersedianya aset nasional yang ada menyangkut teknologi, infrastruktur, data dan informasi. 
 Obyektif ilmiah (scientific objective) kegiatan riset “Doang-Spermonde” adalah untuk: 
  1.  memetakan struktur dalam dan dangkal berdasarkan data seismik refleksi; 
  2.  mengembangkan dan menghimpun database geologi dan geofisika secara terpadu, antara lain dengan mengaplikasikan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG); 
  3. memperjelas tatanan struktur dan stratigrafi, termasuk untuk memperkirakan ujud batuan dasar (basement)
  4.  mempelajari proses geologi dan tektonik serta pengendali mekanisme (driving force mechanism) yang telah dan sedang berperan dalam membentuk kawasan tersebut; 
  5. mengkaji prospek hidrokarbon pada daerah yang relatif “frontier”. 
Hasil studi di atas akan digunakan sebagai dasar untuk memberikan suatu pertimbangan, saran, dan bimbingan terhadap arah dan kecenderungan yang berkaitan dengan aspek eksplorasi sumber daya migas di kawasan yang relatif “frontier” tersebut. 

 Strategi Riset yang diterapkan pada Tahun I dan sebagian Tahun II adalah melakukan kompilasi dan kajian terhadap database geologi, dan geofisika yang telah dihasilkan dari penyelidikan terdahulu secara regional. 

Teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) telah diaplikasikan untuk mendapatkan efisiensi, keakuratan, dan kemudahan dalam teknis pemaduan (integration) data dan informsi tersebut dengan data baru navigasi pada saat pelaksanaan Ekspedisi RUT dengan kapal riset. 

Dalam kaitan ini, daerah “Doang-Spermonde” secara Morfo-Tektonik ditempatkan sebagai sub-sistem dari tepian tenggara “Sunda Shield” Lempeng Eurasia. 
Adapun daerah cakupan penelitian pada Tahun I antara lain: Cekungan Makasar di sebelah utara, Cekungan Spermonde di bagian timur, Cekungan Flores di tenggara, dan Cekungan Bali di baratlaut, dan sistem Paparan Sunda di bagian baratnya.

Kawasan pojok tenggara dari sistem “Sunda Shield” telah dibentuk oleh sekurang-kurangnya empat fase tektonik, didasarkan hasil evaluasi dan analisa yang dilakukan saat ini terhadap data & informasi geologi dan geofisika yang tersedia,  menunjukkan bahwa: 
  1. Tektonik tumbukan (collision tectonic) pada zaman Pra-Tersier berasosiasi pemindahan (emplacement) dan atau pembentukan (formation) batuan kerak samudera (oceanic crust), kerak benua (continental crust), dan cekungan tipe busurmuka (forearc basin), yang selanjutnya diikuti oleh fase kompresi; 
  2. “Rifting” zaman Paleogen berlangsung pada lingkungan tektonik ekstensi; 
  3. Pembentukan struktur inversi (zaman Miosen) dalam lingkungan tektonik kompresif tipe “wrench” yang merupakan pengaktifan kembali struktur rift yang sebelumnya terbentuk pada zaman Paleogen; dan 
  4. “Folding & Thrusthing” dari lingkungan kompresi pada zaman Pliosen Bawah sampai sekarang, yang berlangsung khususnya pada bagian tepian selatan (modem back arc basin). 
Informasi berkaitan dengan pemahaman perkembangan dan evolusi tektonik tersebut sangat penting dalam upaya merekonstruksi dan melakukan analisis terhadap kerangka cekungan sedimen (sedimentary basin), khususnya dalam kaitan dengan prospektif sumber daya migas.

 Berdasarkan hasil pemelajaran dalam kerangka operasionalisasi RUT-1, untuk sementara dapat disimpulkan bahwa Kawawan “Doang-Borderland” dan sekitarnya diperkirakan masih memiliki peluang untuk dapat dieksplorasi lebih lanjut. 

Kesimpulan dan pandangan optimistik ini terutama didukung oleh tersedianya elemen penting sebagai pengontrol terdapatnya hidrokarbon, yaitu: 
  1. Terdapatnya prospektif perangkap (trapt) baik berupa struktur (structural trap) dan perangkap stratigrafi (stratigraphic trap) antara lain berupa progradasi karbonat tepian paparan (prograded shelf margin); 
  2.  Dicirikannya dua play yang cukup potensial baik play target dalam dan Play pada target dangkal; 
  3. Adanya konfigurasi tinggian dan dalaman serta kontrol struktural, memungkinkan terbentuknya “migration path”; 
  4.  Hadirnya rembesan minyak (oil seeps) sebagaimana yang telah dicirikan oleh teknologi Airborne Laser Flourecensor (ALF), menunjukkan adanya proses dapur (kitchen), dimana berlangsung pemasakan hidrokarbon dan selanjutnya bermigrasi melalui hopotetik sesar-sesar aktif (active faults). 
 Namun keberadaan sedimen tebal yang dapat bertindak sebagai batuan induk (source rock) masih sangat perlu untuk dipelajari lebih lanjut, terutama dari segi posisinya sebagai “kitchen” dimana untuk dapat terbentuknya hidrokarbon diperlukan kedalaman yang cukup untuk mengimbangi rendahnya gradien temperatur dimanifestasikan oleh aliran panas (heat flow) di daerah tersebut.